Senin, 06 Juli 2009

Apa arti hypnosis & apa itu hypnosis ?


Hypnosis ? Apa artinya ? Hypnosis memiliki banyak arti, tergantung dari konteks pembicaraan. Suatu saat dapat saja bermakna sebagai suatu aktivitas, saat lain dapat saja berupa suatu kondisi. Berikut ini akan dipaparkan salah satu makna dari Hypnosis, yaitu sebagai suatu kondisi.

Hypnosis berasal dari kata “Hypnos” yang merupakan “Dewa Tidur” di mitologi Yunani. Oleh karena itu Hypnosis sering di-identikkan dengan kondisi “tidur”. Benarkah demikian ?

Dalam pengetahuan Hypnosis modern yang berbasiskan Western Hypnotism, Hypnosis adalah suatu “state”, sehingga sering juga disebut secara lengkap sebagai “Hypnosis State”, atau dalam psikologi populer sering juga disebut sebagai keadaan “Hipnosa”.

Hypnosis State adalah salah satu “keadaan kesadaran manusia” atau “The State of Consciousness”. Lalu apa keadaan kesadaran lainnya ? Keadaan kesadaran lainnya adalah : “Normal State”, dan “Sleep State”. Normal State mudah dipahami sebagai suatu keadaan “normal” yang kita kenal selama ini, sedangkan Sleep State adalah keadaan tidur total tanpa mimpi, atau mungkin setara dengan gelombang otak Delta.

Lalu apa istimewanya “Hypnosis State” ? Istimewanya adalah dalam kondisi ini manusia cenderung “lebih mudah” untuk menyerap sesuatu yang berasal dari luar dirinya, termasuk saran-saran atau sugesti. Kenapa ? Karena dalam kondisi ini “filter” yang berfungsi sebagai “penahan” bagi “pikiran bawah sadar” relatif lebih terbuka.

Beberapa orang secara alamiah dapat memasuki “Hypnosis State” dengan cepat setiap saat mereka ingin. Akibatnya, mereka dapat dengan mudah menyerap berbagai hal yang berasal dari luar, sehingga jika dipergunakan secara positif misalkan saat menyerap pelajaran, maka akan menghasilkan penyerapan yang sangat luar biasa !

***

Dari penjelasan di atas, sangat mudah dipahami bahwa “Hypnosis State” merupakan bagian alamiah dari kondisi kita, bahkan dalam kondisi aktif kita sebenarnya berganti-ganti dengan cepat diantara “Normal State” dan “Hypnosis State”. Sebagai contoh, ketika kita memasuki pusat perbelanjaan, maka seringkali kita berhenti untuk mengamati suatu barang yang menarik, nah ini artinya kita men-switch diri kita dari Normal State ke Hypnosis State. Semakin kita amati maka biasanya kita akan semakin tertarik, karena proses penyerapan mulai dilakukan oleh pikiran bawah sadar, dengan melibatkan berbagai elemen termasuk imajinasi dan emosi.

***

Seorang pembicara publik yang piawai, atau seorang politisi yang pandai menggalang massa, adalah contoh-contoh dari orang-orang yang memiliki kemampuan luar biasa karena mampu membawa audience ke kondisi Hypnosis State, sehingga apa yang mereka katakan, terlepas “benar” atau “salah”, tetap dapat “meluncur” dengan bagus “memasuki” audience, dalam hal ini tentunya yang dimaksud adalah memasuki pikiran bawah sadar.

***

Nah jika pada saat ini banyak pihak yang “anti” dengan Hypnosis, atau menghubungkan Hypnosis dengan misal : magis, mistik, kuasa kegelapan, dsb. Maka mungkin mereka hanya anti dengan kata “Hypnosis” ! Karena sesungguhnya di dunia nyata, secara alamiah kita selalu “memanfaatkan” dan “dimanfaatkan”oleh kondisi yang kini kita sebut sebagai “Hypnosis State” ini !

Lha bayangkan saja jika seorang Spiritual Leader tidak mampu untuk membawa umatnya ke kondisi Hypnosis State ? Lha tentu seluruh pesan-pesan yang disampaikan akan terasa “garing” …! Sebaliknya jika Spiritual Leader tersebut mampu membuat seluruh mata-telinga umat tertuju kepadanya …, maka tentu seluruh “pesan-pesan” akan lebih mudah diterima ! Secara awam mungkin kita tidak menganggap ini adalah proses Hypnosis, melainkan hanya teknik komunikasi publik yang sangat persuasif ! Padahal, justru ini adalah esensi dari Hypnosis.

Inti dari pembelajaran Hypnosis salah satunya adalah bagaimana cara untuk memandu orang lain agar dapat memasuki “Hypnosis State”. Terserah caranya bagaimana, baik dengan cara langsung (Direct Hypnosis), maupun secara tidak langsung(Indirect Hypnosis).

***

Nah, dalam pembelajaran Hypnosis, biasanya selalu diawali dengan mempelajari Direct Hypnosis, dan nanti setelah cukup terampil dengan Hypnosis jenis ini (setelah beberapa bulan atau tahun) baru mereka dapat mempelajari Indirect Hypnosis.

Di sisi lain, para politisi, para motivator, para spiritual leader, mungkin juga pak kepala desa, ternyata telah sangat mahir menerapkan Indirect Hypnosis, (yang notabene adalah Hypnosis tingkat lanjutan) sehingga tanpa perlu “menidurkan” audience, mereka dapat men-delivery berbagai pesan-pesan penting mereka ! Tetapi percayalah, jika anda mencoba menanyakan : “Pak, anda mempergunakan teknik Hypnosis ya ?” … maka mungkin anda akan dilaporkan ke pak polisi, minimal dengan tuduhan … “Membuat orang lain tidak senang !” ….. he …. he …..

2 komentar: